IT Information

Kamera pengintai, handphone, via 3G

Percaya nggak, orang bisa bikin kamera penyadap, cukup dengan handphone? Mari kita bikin eksperimen kecil.

Yang diperlukan adalah 2 set 3G handphone (dan yang tentu berada di wilayah 3G network), punya fitur video call, dan paling nggak salah satunya musti punya handsfree dan (ini yang penting) bisa AUTO-ANSWER. (Yah nggak usah beli handphone baru. It’s a kalo-ndak-punya-ya-minjem kind of project. A do-it-yourself, fun project!)

Kita orat-oret sedikit skema kerjanya:

Kebayang nggak? Satu handphone berperan sebagai kamera rahasia, satu handphone lagi sebagai TV monitor. Nah, ketika kita making a call ke hidden cellphone, normalnya musti ada orang yang angkat dan jawab panggilan itu, right? Maka di situlah peran fitur automatic-answer! Okay, plug the handsfree, and turn on AUTO-ANSWER.

Prefect. Oh ya, one more thing. Silent mode, please.

And voila (!)… sebuah CCTV pribadi, a surveillance camera! Begitu saya ingin tahu “Ah, ngapain yah si Azka di kamarnya?”, all I need to do is just making a video-call to the hidden cellphone. Karena di-set automatic-answer, maka setelah 3 kali kriing (yang nggak bersuara, karena silent mode) ponsel tersembunyi itu akan menjawab secara otomatis dan terjadilah video “conference”. Gambar, suara… everything! Thanks to 3G. ;-)

* * * *

Jadi ke mana masa depan privacy?

Ya gitu. Handphone jaman sekarang kadang-kadang semakin mbebayani, berbuahaya. Kebetulan lagi penasaran dengan satu kasus baru di Amerika sana yang bilang gini:

… a cellular telephone can be turned into a microphone and transmitter for the purpose of listening to conversations in the vicinity of the phone.

Karena, persis, inget juga berita dua tahun sebelumnya,

mobile providers can “remotely install a piece of software on to any handset, without the owner’s knowledge, which will activate the microphone even when its owner is not making a call.

Bener gak sih? Operator seperti Telkomsel dan Indosat bisa remote-install sesuatu ke handphone pelanggan tanpa sepengetahuan pemiliknya? How could it be done? Selintas sih seperti via FOTA (over-the-air), wap push… tapi kayaknya sedikit banyak masih perlu intervensi handphone user juga. Ah, gelap. Any idea?

Dan baru ngerti juga nih, berita Juni yang lalu di Yunani, bahwa di beberapa perangkat telekomunikasi yang dipasang di operator, ada juga semacam fitur “pengintai”:

One was Ericsson’s own, some basic elements of which came as a preinstalled feature of the network equipment. When enabled, the feature can be used for lawful interception by government authorities…

Kira-kira operator-operator kita itu tahu nggak ya? *Serasa seperti di dunianya